KODE IKLAN YANG DIPARSE
KODE IKLAN YANG DIPARSE
Salah Satu
gangguan yang sangat umum dan terutama diderita para remaja pada masa akil balig
(pubertas) adalah jerawat atau acne
vulgaris. Menurut perkiraan lebih dari 50% masyarakat usia 12-25 tahun
menderita suatu bentuk acne. Biasanya menjelang usia sekitar 20 tahun ganggaun
ini berkurang atau hilang sama sekali dengan sendirinya. Tetapi kurang lebih
10% dari pria (dan wanita) masih berjerawat setelah melewati masa pubertas,
terutama para wanita sewaktu masa haid, penggunaan pil antikonsepsi dan
kehamilan yang dipicu oleh perubahan kadar hormon dalam tubuhnya. Kemungkinan
penyebab lain dari jerawat adalah keturunan (Anonim, 2003).
Gejala-gejalanya
berupa kulit yang berminyak dengan bibtik-bintik hitam dan putih (komedo) dan /
atau gejala peradangan, bisul-bisul bernanah kekuning-kuningan serta
parut-parut, terutama pada wajah. Gejala ini sangat “merugikan” wajah penderita
dan menurunkan rasa percaya dirinya. Justru pada masa pubertas, pada saat
seseorang memulai berhubungan social kebanyakan remaja merasa tidak percaya
diri disamping acne dapat sangat mengganggu pergaulannya dengan remaja lain.
Sering kali penderita demikian, sungkan pergi ke pesta atau ke disko, atau
membuat janji (dating) dan merasa
tidak percaya diri sewaktu melamar pekerjaan. Keadaan demikian perlu ditangani
dengan serius karena dapat sangat menekan penderita. Pengobatannya ditujukan
untuk seminimal mungkin meninggalkan parut (Anonim, 2003).
Insiden jerawat 80-100% pada usia
dewasa mudah yaitu pada usia 14-17 tahun pada wanita, dan 16-19 tahun pada pria
(Yuindartanto, 2009 ; Harper, 2008). Berdasarkan penelitian Goodman (1999),
prevalensi tertinggi terjadi pada usia 16-17 tahun, dimana pada wanita berkisar
83-85% dan pada pria berkisar 95-100%. Dari survei di kawasan asia tenggara ,
terdapat 40-80% kasus jerawat, sedangkan di Indonesia, catatan studi kelompok
dermatologi kosmetik indonesia, menujukan terdapat 60% penderita jerawat pada
tahu 2006 dan 80% pada tahun 80% pada tahun2007. Dari kasus di tahun 2007,
kebanyakan penderitanya adalah remaja dan dewasa yang usianya 11-30 tahun sehingga
beberapa tahun belakangan ini para ahli dermatologi mempelajari patogenitan
terjadinya penyakit tersebut. Meskipun demikian jerawat dapat pula terjadi pada
usia lebih mudah atau lebih tua daripada usia tersebut (Efendy, 2003).
Meskipun kebanyakan jerawat terjadi
pada remaja atau dewasa muda, tetapi pada kenyataannya jerawat juga timbul pada
berbagai golongan usia lainnya. Jerawat seringkali dihubungakan dengan kondisi
tubuh, baik pada saat stres karena banyak masalah, atau dapat pula sebaliknya
pada saat sedang berbahagia. Pada waktu pubertas terdapat kenaikan dari hormon
androgen yang berperan dalam darah yang dapat menyebabkan hiperplasia dan
hipertrofi dari glandula sebasea sehingga tidak heran jika angka kejadian
jerawat paling banyak pada usia remaja (Yuindartanto, 2009).
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI
Akne
vulgaris merupakan suatu proses peradangan kronik kelenjar-kelenjar
pilosebasea. dengan adanya komedo, papul, pustul, nodus, dan kista pada tempat
predileksinya. Akne vulgaris adalah penyakit peradangan menahun folikel
pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri.
Gambaran klinis akne vulgaris sering polimorfi; terdiri atas berbagai kelainan kulit
berupa komedo, papul, pustul, nodul, dan jaringan parut, yang terjadi akibat
kelainan aktif tersebut, baik jaringan parut yang hipotrofik maupun yang
hipertrofik (Anonim , 2003).
Penyakit
ini terutama terjadi pada remaja dan biasanya berinvolusi selama usia 25 tahun
namun bisa berlanjut sampai usia dewasa. Akne vulgaris terutama timbul pada
kulit yang berminyak berlebihan akibat produksi sebum yang berlebihan di tempat
dengan glandula sebasea yang banyak (Yuindartanto, 2009).
Penyebaran jerawat ini
sesuai dengan daerah kelenjar pilosebasea dan terjadi meliputi wajah, leher,
dada, punggung dan bahu. Etiologi jerawat ini adalah multifactor. Seringkali
terdapat riwayat keluarga yang merupakan penderita jerawat, terutama jerawat
kistik. Berbagai jenis make-up dasar yang mengandung minyak sering memperberat
jerawat, juga jenis minyak eksterna dank rim pelembab. Kecuali itu,
kortikosteroid sistemik, yodida dan / atau dilantin juga dapat memperberat
jerawat. Hormone androgen memperberat jerawat, sedangkan pil keluarga berencana
yang mengandung astrogen dapat menghilangkan jerawat. Jumlah bakteri Propionibakterium jerawat meningkat pada
unit-unit pilosebasea pasien penderita jerawat juga membentuk lebih banyak
sebum (Sylvia, dkk., 1985).
B.
JENIS
DAN GANGGUAN PADA KULIT WAJAH
A. Jenis
Kulit Wajah
Ada
4 jenis kulit wajah yakni kuit kering, berminyak normal dan kombinasi.
1. Kulit
kering
Pada jenis kulit kering, kelenjar
sebasea dan keringat hanya dalam jumlah sedikit. Jenis kulit kering mempunyai
ciri penampakan kulit terlihat kusam
2. Kulit
berminyak
Pada jenis kulit berminyak,
kelenjar sebasea dan keringat terdapat dalam jumlah banyak. Jenis kulit
berminyak memunyai ciri kulit wajah mudah berjerawat.(Banyaknya sabum yang
dihasilkan dapat menyumbat pori-pori kulitdan tempat bersarangnya bakteri yang
mengakibatkan tumbuhnya jerawat.
3. Kulit
normal
Pada jenis kulit normal,jumlah
kelenjar sebaseadan keringat tidak terlalu banyak karena karena tersebar secara
merata. Cirri jenis kulit normal adalah kulit tampak lembut, cerah dan jarang
mengalami masalah.
4. Kulit
kombinasi
Pada jenis kulit kombinasi, penyebaran kelenjar
sebasea dan kerigat tidak merata. Jenis kulit kombinasi mempunyai ciri kulit
dahi, hidung dan dagu tampak mengkilap, berjerawat tetapi kulit bagian pipi
tampak lembut.
B. Gangguan
pada Kulit Wajah
1. Kulit
keringat
Kulit kering sering mengalami
dehidrasi atau kekurangan air serta lebih muda mengalami keriputdan vlek
coklat. Akibat kurangnya kelenjar sebasea, lemak sebum sangat sedikit, sehingga
kulit ari lebih mudah kehilangan kadar air karena penguapan meningkat.
2. Kulit
berminyak
Jenis kulit berminyak, populasi bakteri atau jamur
yang senang memakan lemak (lipofilik) mudah mengalami peningkatan. Masalah yang
terjadi pada kulit jenis ini sebagai berikut:
a. Jerawat
Jerawat pada wajah disebabkan oleh ulah bakteri
Propionibacteri Acne yang megubah lemak sabum dari bentuk cair menjadi lebih
padat, sehingga mudah menyumba pori-pori kulit.
b. Reaksi
Gatal di Wajah Saat Berkeringat
Reasi gatal diwajah saat
berkeringat disebabkan oleh ulah jamur. Saat permukaan kulit basah
benang-benang jamur lebih mudah menembus bagian luar kulit ari, dan
kehadirannya mengundang reaksi radang ringan berupa rasa gatal (Dwikarya, M.,
2004)
C.
JENIS
JERAWAT DAN PROSES TIMBULNYA
1. Komedo
Stress
fisik dan psikis juga dapat menimbulkan produksi sebum, yang berakibat bisa
meningkatkan populasi bakteri P. acnes. Selain
itu, bisa juga meningkatkan hidrolisis asam lemak menjadi asam lemak jenuh.
Adanya sebum akan terhambat akibat adanya sumbatan
pori-pori kulit. Diet tinggi lemak juga mempengaruhi terbentuknya sebum yang
lebih kental, sehingga mudah menjadi padat di permukaan pori-pori kulit.
Sumbatan pada pori-pori ini pada awalnya tampak berwarna putih pucat, yang
dikenal sebagai “komedo tertutup” atau “white
head comedo” kemudian menjadi kehitaman yang disebut “komedo terbuka” atau “black head comedo”.
2. Jerawat
Radang
Jerawat
radang terjadi akibat kantung folikel yang ada di dalam dermis menggembung
karena lemak padat, kemudian pecah, menyebabkan sel darah putih menyerbu ke
sekitar folikel sebasea, sehingga terjadilah reaksi radang.
Peradangan
akan semakin parah bila kuman dari luar ikut masuk ke dalam jerawat akibat
perlakuan yang salah, seperti dipijat dengan kuku atau benda lain yang tidak steril.
Jerawat radang mempunyai cirri berwarna merah, cepat membesar, berisi nanah dan
terasa nyeri.
3. Jerawat
Konglobata
Jerawat
kongoblata adalah jerawat berupa bisul-bisul besar yang bergerombol menjadi
satu (konglomerasi) membentuk danau nanah dan menimbulakan demam reaksi demam
setempat.
Jenis
jerawat ini disebabkan karena kurangnya menjaga kebersihan kulit wajah, seperti
kebiasaan memijat jerawat dengan kuku jari tangan yang kotor atau dengan alat
yang tidak steril, yang bisa menyebabkan perluasan infeksi bakteri. Jerawat
jenis ini setelah sembuh, bisa meninggalkan berkas jaringan parut yang buruk
rupa, kulit bergelombang dan mengeras.
4. Jerawat
Dada dan Punggung
Jerawat bisa timbul pada dada dan punggung, karena
alasan sebagai berikut:
ü Hormone
testosterone darah terlalu tinggi, ditandai dengan lengan dan tungkai berbulu
ü Mendapat
pengobatan hormone testosterone dalam upaya menggemukkan badan dan meningkatkan
potensi seksualitas
ü Memakai
krim anti-alergi yang mengandung steroid potent secara berlebihan dan dalam
waktu yang lama dan luas (Dwikarya, M., 2004).
D.
ETIOLOGI JERAWAT
Faktor penyebab jerawat sangat banyak
(multifaktorial), antara lain genetic, endokrin, faktor makanan, keaktifan dari
kelenjar sebasea sendiri, faktor psikis, infeksi bakteri (Propionibacterium acnes), kosmetika dan bahan kimia lainnya.
Penyebab yang pasti belum diketahui, tapi banyak banyak faktor yang
berpengaruh, seperti:
a.
Sebum
Sebum
merupakan faktor utama terhadap penyebab timbulnya acne. Akne yang keras selalu
di pengaruhi oleh sebore yang banyak
b.
Bakteri
Mikroba
yang berperan dalam pembentukan akne adalah Propionibacterium
acnes, Staphylococcus epidermidis, dan
pityrosporum ovale
c.
Herediter
Faktor
herediter sangat berpengaruh pada besar dan aktivitas kelenjar palit (glandula
sebasea). Apabila kedua orangtua mempunyai parut bekas akne, kemungkinan besar
anakanya akan menderita akne.
d.
Endokrin, diantaranya:
Hormon androgen. Hormone
ini memegang peranan yang penting karena kelenjar palit sangat sensitive
terhadap hormon ini. Hormone ini berasal dari testis dan kelenjar anak ginjal
(adrenal). Hormon ini menyebabkan kelenjar palit bertambah dan produksi sebum
meningkat.
Estrogen.
Pada keadaan fisiologis, estrogen tidak berpengaruh pada produksi sebum.
Estrogen dapat menurunkan kadar gonadotropin yang berasal dari kelenjar
hipofisis. Hormon gonadotropin mempunyai efek menurunkan produksi sebum.
Progesteron.
Progesterone dalam jumlah fisiologis tidak mempunyai efek pada efeksifitas
terhadap kelenjar lemak. Produkis sebum tetap selama proses menstruasi, akan
tetapi kadang-kadang akne dapat menyebabkan akne pre-menstrual.
e.
Diet
Diet
tidak begitu berpengaruh terhadap timbulnya akne. Pada penderita yang banyak
makan karbohidrat dan zat lemak, tidak dapat dipastikan akan terjadi perubahan
pada pengeluaran sebum atau komposisinya karena kelenjar lemak bukan alat yang
kita makan.
f.
Iklim
Sinar
ultraviolet (UV) mempunyai efek membunuh bakteri pada permukaan kulit. Selain
itu, sinar ini juga dapat menembus epidermis bagian atas dan bawah dermis
sehingga berpengaruh pada bakteri yang berada di bagian dalam kelenjar palit.
Sinar UV juga dapat mengadakan pengelupasan kulit yang dapat membantu
menghilangkan sumbatan saluran pilosebasea.
g.
Faktor psikis
Pada
beberapa penderita, stress dan gangguan emosi dapat menyebabkan penderita
memanipulasiakne-nya secara mekanis sehingga terjadi kerusakan pada dinding
folikel dan timbul lesi yang beradang baru, teori lain mengatakan bahwa
eksaserbasi ini disebabkan oleh meningkatnya produksi hormone androgen dari
kelenjar anak ginjal dan sebum, bahkan asam lemak dan sebum pun meningkat.
h.
Komestika
Jenis
kosmetika yang dapat menimbulkan akne tidak tergantung pada harga, merek, dan
kemurnian bahannya. Penyedilikan terbaru di Leeds, tidak berhasil menemukan
hubungan antara lama pemakaian dan
jumlah kosmetika yang dipakai dengan hebatnya akne.
i.
Bahan-bahan kimia
Beberapa
bahan kimia dapat menyebabkan erosi yang mirip dengan akne (acneform eruption), seperti iodide, kortikosteroid, INH, obat anti
konvulsan (fenobarbital, trimetandion), tetrasiklin, vitamin B12 (Anonim,
2003).
E. PATOFISIOLOGI JERAWAT
Mekanisme yang tepat pada jerawat tidak diketahui,
tetapi ada 4 faktor pathogen utama:
1.
Peningkatan produksi sebum;
Produksi sebum
yang berlebihan dari kelenjar sebasea.
Pasien dengan akne memproduksi sebum yang lebih banyak daripada orang yang tanpa akne, meskipun kualitas dari
sebum yang dihasilkan tetap sama. Salah
satu komponen sebum, trigliserida, memiliki peran dalam patogenesis akne. Trigliserida diubah menjadi asam lemak bebas
oleh P. acnes, flora normal unit pilosebasea.
Asam lemak bebas ini akan mempromosikan penggumpalan bakteri lebih lanjut dan kolonisasi P.acnes, inflamasi, dan mungkin komedogenik.
Halhal yang berpengaruh dalam peningkatan produksi sebum adalah aktifitas androgen, hiperinsulinemia yang berperan dalam
sintesis androgen di ovarium, dan stress
(Cordain,2002;Wasitaatmadja,2008;Zaenglein,2008).
Hormon-hormon
androgenik juga mempengaruhi produksi sebum, seperti testosteron yang
mengakibatkan pembesaran kelenjar sebasea yang akhirnya meningkatkan produksi
sebum (Odom,2000). Peran estrogen pada
produksi sebum belum begitu dipahami. Dosis estrogen yang dibutuhkan untuk mengurangi
produksi sebum lebih tinggi daripada dosis
yang dibutuhkan untuk menghambat ovulasi. Mekanisme kerja estrogen termasuk: (1) secara langsung melawan efek
androgen pada kelenjar sebasea; (2) inhibisi produksi androgen pada jaringan gonad melalui negative feedback pada
pelepasan gonadotropin hipofisis; (3) regulasi gen yang menekan pertumbuhan
kelenjar sebasea atau produksi lipid (Zaenglein,2008).
2.
Hiperproliferasi folikel epidermis;
Hiperproliferasi
folikel epidermis menghasilkan formasi lesi primer, mikrokomedo. Epithelium dari bagian atas
folikel rambut, infundibulum, menjadi hyperkeratosis
dengan peningkatan kohesi dari keratosit-keratosit. Sel-sel yang begitu banyak
dan perlekatannya menghasilkan sumbatan pada saluran folikel. Sumbatan ini kemudian menyebabkan peningkatan
akumulasi keratin, sebum, dan bakteri dalam folikel. Ini menyebabkan dilatasi
bagian atas folikel rambut, menghasilkan
komedo. Stimulus dari hiperproliferasi keratosit dan peningkatan adhesi ini belum diketahui. Tetapi beberapa
faktor yang diduga termasuk stimulasi androgen, penurunan asam linoleat, dan
peningkatan aktifitas interleukin (IL)-1α (Zaenglein,2008). Faktor lain yang
berpengaruh adalah hiperinsulinemia akut/kronik. Hiperinsulinemia akan
mengakibatkan kenaikan insulin like growth factor (IGF-1) dan menurunkan level
IGF binding protein 3 (IGFBP-3). Kenaikan IGF-1 memiliki potensi yang tinggi untuk
pertumbuhan semua jaringan, termasuk folikel yang kemudian dapat menimbulkan
akne (Cordain,2002).
3.
Fungsi bakteri abnormal dan inflamasi
Mikrokomedo berlanjut semakin meluas dengan penumpukan keratin, sebum,
dan bakteri yang bersifat padat. Kemudian distensi ini menyebabkan dinding folikel rusak. Dan masuknya keratin,
sebum, dan bakteri ke dalam dermis menghasilkan
respon inflamasi yang berlangsung cepat (Zaenglein,2008).
Elemen berikutnya adalah
keberadaan dan aktifitas P.acnes.
Bakteri ini termasuk gram
positif, anaerobic dan mikroaerobik yang ditemukan di folikel sebasea.
Remaja dengan akne memiliki konsentrasi
P.acnes yang lebih tinggi daripada mereka yang tanpa akne. Dinding sel
bakteri ini mengandung antigen karbohidrat yang menstimulasi antibodi. Antibodi
anti propionibakteri meningkatkan respon inflamasi dengan mengaktifasi
komplemen. Bakteri ini juga memfasilitasi inflamasi dengan menimbulkan reaksi
hipersensitif tipe 4 melalui produksi lipase, protease, hialonidase, dan faktor
kemotaktik. Sebagai tambahan, bakteri ini juga menstimulasi upregulasi dari
sitokin dengan berikatan dengan Toll like receptor 2. Setelah berikatan,
kemudian sitokin proinflamasi seperti IL-1, IL-8, IL-12, dan TNFα dikeluarkan
(Zaenglein,2008).
F.
DIAGNOSIS
Diagnosis akne vulgaris dibuat atas
dasar klinis dan pemeriksaan ekskohleasi
sebum, yaitu pengeluaran sumbatan sebum dengan komedo ekstraktor (sendok Unna). Sebum yang menyumbat folikel
tampak sebagai massa padat seperti
lilin atau massa lebih lunak bagai nasi yang ujungnya kadang berwarna hitam (Wasitaatmadja,2008). Pemeriksaan
histopatologis memperlihatkan gambaran yang tidak spesifik berupa serbukan sel
radang kronis di sekitar folikel pilosebasea dengan massa sebum di dalam
folikel. Pada kista, radang sudah menghilang diganti dengan jaringan ikat pembatas massa cair sebum
bercampur dengan darah, jaringan mati, dan keratin yang lepas
(Wasitaatmadja,2008).
Pemeriksaan mikrobiologis terhadap
jasad renik yang mempunyai peran pada
etiologi dan patogenesis penyakit dapat dilakukan laboratorium
mikrobiologi yang lengkap untuk tujuan
penelitian, namun hasilnya sering tidak memuaskan (Wasitaatmadja,2008). Pemeriksaan
susunan dan kadar lipid permukaan kulit (skin surface lipids) dapat pula
dilakukan untuk tujuan serupa. Pada akne vulgaris kadar asam lemak bebas (free
fatty acid) meningkat dan karena itu pada pencegahan dan pengobatan digunakan
cara untuk menurunkannya (Wasitaatmadja,2008).
1.
Mencuci wajah 2 kali
sehari
Mencuci
wajah 2 kali sehari akan membantu menghilangkan minyak di permukaankulit kita.
Jika kita jarang membersihkannya, maka bakteri penyebab jerawat akanhidup subur
di wajah kita. Namun ingat..jangan mencuci wajah apalagi menggosokwajah secara
berlebihan karena malah akan meningkatkan produksi minyaksobaceous yang dapat
menyebabkan masalah kulit pada wajah. Cucilah wajah 2 kalisehari dengan
menggunakan sabun yang lembut.
2.
Sesuaikan kosmetik dengan jenis kulit anda
Jika
kulit anda berminyak maka gunakanlah kosmetik untuk kulit berminyak,
jikakosmetik yang anda gunakan tidak sesuai dengan jenis kulit anda..jerawat
akansegera mendatangi kulit wajah anda. Jadi berhati-hatilah dalam memilih
kosmetik.
3.
sebisa mungkin hindari kosmetik yang
berminyak.
secara
alami wajah kita akan menmproduksi minyak, bahkan kulit kering sekalipun.Jadi
sebisa mungkin hindarilah hindarilah menggunakan kosmetik yang berlebihankarena
minyak dan debu akan menjadi media bakteri penyebab jerawat untukbermukim di
wajah kita.
4.
Keringkan wajah kita dengan handuk yang bersih
setelah cuci mukaatau mandi,
karena
bakteri juga menyukai tempat yang lembab dan hangat.
5.
Minum air putih
Hampir
70% kulit kita terdiri dari air, dengan minum air minimal 2 liter sehari, maka
kulit kita akan selalu fit dan sehat.
6.
gunakan pelembab kulit
Menggunakan
pelembab akan membantu menyehatkan kulit kita, terutama darikulit kering dan
pecah2. Namun pelembab disini bukan berarti pelembab yangberminyak..sekarang
sudah banyak produk kosmetik yang berbahan dasar air.
7.
selalu pastikan kulit anda bersih sebelum
tidur.
Selalu
cuci muka anda sebelum tidur agar kulit beregenerasi dengan baik.
8.
Sering-seringlah makan
sayur dan buah.
sayur2an
mengandung banyak vitamin yang menyehatkan kulit kita. Perbanyaklahmakan sayur
atau buah, terutama yang mengandung vitamin E. Dengan kulit yangsehat, maka
jerawat akan sukar untuk tumbuh dan berkembang.
9.
Tidur yang cukup dan
teratur.
Kulit
juga sama seperti kita, butuh istirahat. Jadi biasakanlah untuk tidur yangcukup
dan teratur. Karena saat kita tidur, kulit akan beregenerasi dan membuangracun2
yang berbahaya sehingga saat kita bangun keesokan harinya kulit kita akankebali
segar.
H.
PENGOBATAN
Tujuan
dari terapi jerawat adalah mengurangi proses peradangan kelenjar pilosebasea
sampai terjadi penghentian spontan gejala-gejala itu. Pengobatan jerawat dan
keadaan yang berkaitan dapat memperbaiki kosmetis pasien tersebut, juga
pandangannya tentang dirinya sendiri.Kecuai itu dapat mencegah parut akibat
jerawat.
Swamedikasi
acne sebetulnya untuk kasus-kasus yang ringandan tidak terlalu para dengan obat
benzoilperoksida dan salisilat. Obat yang efektif bagi seseorang, kadang
memperburuk pada yang lain. Obat yang paling efektif dan digunakan secara
standar adalah benzoilperoksida, suatu keratolitik yang berfungsi untuk
melepaskan lapisan tanduk (keratin) sehingga pori-pori folikel KT yang
tersumbat dapat terbuka kembali dan talg yang tertimbun mudah mencari jalan
keluar. Berkhasiat pula terhadap peradangan dan memberantas kuman .P.acnes dapat dibeli tanpa resep dokter
dalam bentuk gel dengan kadar 5% dan digunakan 1-2 kali sehari. Bila setelah
2-3 minggu belum ada perbaikan, dapat ditingkatkan dengan kadar 10%. Efek
pengobatan baru tampak sesudah 3-4 bualn, dan perlu dilanjutkan lagi setelah
1-2 bulan. Keratolitik efektif lain yang di gunakan adalah asam salisilat
sebagain lation atau krem. Terutama manjur pada komedo tanpa peradangan
(kemera-merahan atau bernanah)
Dianjurkan penggunaan sabun seperti Lava,
Dial, Pernox, Foster, Neutrogena, dan Desquan-x-wash. Untuk jerawat rosasea dan
dermatistis perioral sebaiknya jangan digosok terlalu keras.Untuk melepaskan
komedo seuperfisial dapat digunakan sejenis spons penggosok khusus seperti
Buf-puf.Setiap hari dipakai zat keratolitik seperti benzoil peroksida dengan
konsentrasi 5-10%. Sulfur endapan (1-2%) berguna untuk mengeringkan pustula
terutama jerawat rosasea. Vit A asam kream retin-A (0,05%) dan gel (0,01%)
berguna juga, karena pengaruh keratolitiknya pada komedo superficial. Tetapi
derifat retin-A sendiri dapat meningkatkan iritabilitas kulit terhadap kontak
dengan angin, matahari atau cuaca dingin.
KODE IKLAN YANG DIPARSE
0 Response to "mengenal lebih jauh JERAWAT"
Post a Comment